Jumat, 22 Oktober 2010

0 BELAJAR DARI GURU NUMAN

BELAJAR DARI GURUNUMAN

Ada sebuah nasihat yang bisa direnungkan: Jadilah seorang alim yang mengajarkan ilmunya atau menjadi seorang guru. Bila tidak, jadilah seorang siswa atau murid atau santri atau mahasiswa. Bila tidak, jadi seorang pendengar yang mendengarkan nasihat dan ilmu. Dan jangan menjadi orang yang ke-empat yaitu sebagai pengganggu atau pengacau dan tidak termasuk dari ketiga orang sebelumnya.
Pepatah populer juga mengatakan: Carilah ilmu sampai ke negeri Cina. Ada juga pepatah lain yang menyebutkan: Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat. Dari nasihat dan dua pepatah itu memberikan motivasi kepada kita agar tetap menuntut ilmu dimanapun, ke manapun, dan sampai kapanpun. Baik dari masa balita, masa anak-anak, masa remaja, sampai masa tua proses menuntut ilmu terus dilakukan.
Untuk memperoleh ilmu salah satunya dapat dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar, yang di dalamnya terdapat guru dan murid sebagai elemen utamanya. Interaksi guru dan murid yang tercipta dalam kegiatan itu, akan membawa perubahan pada ke dua elemen tersebut. Murid sebagai penerima ilmu akan bertambah pengetahuannya, sedangkan bagi guru sebagai pemberi informasi akan lebih paham dengan pengetahuannya. Dan bukan tidak mungkin akan didapatkan pengetahuan baru dari pengalaman yang didapat dalam interaksi tersebut.
Seperti kita ketahui dalam teori pendidikan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar adalah terjadinya perubahan baik aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Dari aspek pengetahuan akan terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari bodoh menjadi pintar. Dari aspek sikap yang mulanya ragu-ragu diharapkan menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan dan dari kurang ajar menjadi terpelajar. Sedangkan dari aspek keterampilan perubahan yang diharapkan adalah dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil menjadi terampil dan dari tidak ahli menjadi ahli.
Jika tujuan itu saja dihayati dan dicamkan untuk setiap kegiatan belajar mengajar, secara umum akan mudah dinilai keberhasilan dari interaksi itu. Bahkan di dalam setiap pertemuan akan bisa dievaluasi dan dinilai sejauh mana tujuan umum itu dapat dicapai. Penilaian tidak hanya dapat dilakukan oleh guru, tetapi bisa dilakukan oleh siswa sendiri, sebagai evaluasi dan enstropeksi apakah pembelajaran pada pertemuan itu telah membuat perubahan pada siswa pada salah satu aspek baik pengetahuan, sikap atau keterampilan.
Untuk mencapai tujuan itu akan ditemui kendala pada pelaksanaannya, kendala bisa muncul dari pihak pengajar maupun dari siswa, belum lagi kendala lain di luar ke dua elemen utama tersebut semisal sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar itu.
Salah satu kendala yang sering terjadi pada kegiatan belajar mengajar yang dapat membuat tidak tercapainya proses transfer ilmu pengetahuan adalah adanya gurunuman. Yang dimaksud dengan gurunuman itu bukan nama seorang guru, tetapi adalah istilah dalam bahasa Banjar yang berarti adanya orang-orang yang berbicara, berdialog, atau berdiskusi sehingga menimbulkan suara yang bisa didengar oleh orang lain dalam ruangan tersebut.
Sebagai contoh di dalam proses belajar mengajar, sewaktu seorang guru sedan menjelaskan suatu pelajaran di depan kelas, di pihak lain dalam ruangan itu di salah satu pojok ruangan ada dua orang siswa atau lebih yang mengobrol. Pembicaraan sebagian siswa itu menimbulkan suara, bisa dari suara orang berbisik sampai dengan suara yang jelas terdengar orang lain yang berada dalam ruangan itu. Dua orang atau lebih yang berbicara disaat orang lain sedang konsentrasi mendengarkan pembicara utama yang menjelaskan yang disebut gurunuman.
Kejadian adanya guru dan gurunuman itu bisa saja terjadi di dalam kelas reguler dari sekolah tingkat dasar sampai tingkat lanjut, dari kelas strata satu sampai kelas strata tiga. bisa pula terjadi dari pertemuan formal dan informal seperti rapat, penataran, pelatihan, lokakarya, seminar dan simposium. Bisa pula terjadi di luar ruangan seperti pada waktu apel maupun upacara bendera dan pembelajaran di alam terbuka. Dari pertemuan level RT, kabupaten sampai dengan tingkat pusat.
Gurunuman bisa terjadi karena adanya hal yang menarik untuk dibicarakan, dapat berupa hal yang berkaitan dengan materi pembicara utama maupun hal lain di luar materi yang sedang dibahas. Hal ini akan sulit ditahan karena hal yang akan dibicarakan akan bisa hilang sejalan dengan hilangnya ide bila tidak ditulis. Dapat pula terjadi karena pembicara utama penjelasannya kurang menarik dan monoton. Sehingga menimbulkan kebosanan bagi yang mendengarnya. Dan kebosanan itu ditunjukkan dengan cara berbicara atau berdiskusi dengan rekan di sampingnya. Ataupun terdapat perbedaan pendapat dengan pembicara utama, dan untuk menyampaikan langsung agak sungkan, salah satu cara untuk menyampaikan pendapatnya adalah membicarakannya dengan teman yang ada di dekatnya.
Sikap gurunuman akan menimbulkan suara berisik di dalam ruangan. Secara langsung mengakibatkan orang yang gurunuman itu, tidak bisa menyerap materi yang diajarkan pada saat itu. Karena konsentrasi pada saat itu hanya tertuju kepada lawan bicaranya. Hal ini bisa dibuktikan dengan cara memberikan feed back dengan memberikan pertanyaan pada salah satu orang yang gurunuman itu. Tentu dia akan menanyakan kembali apa pertanyaannya baik kepada temannya ataupun kepada pembicara utama yang memberi pertanyaan.
Secara tidak langsung juga mengakibatkan suasana sedikit gaduh di dalam kelas. Hal ini akan mengganggu orang lain yang ada dalam ruangan itu dan akan memecah konsentrasi yang lain akibat adanya orang yang gurunuman itu. Bagi guru sendiri sebagai pembicara utama akan merasa tidak dihargai dan disia-siakan karena pembicaraannya tidak didengarkan. Secara psikologis juga memberikan pengaruh kepada siswa maupun guru.
Dalam kelas, guru sebagai aktor/ aktris yang berperan di depan kelas bisa menimbang apakah gurunuman itu dalam katagori biasa atau tidak biasa, mengganggu jalannya pembelajaran maupun tidak, masih dalam batas toleransi atau sudah melewati batas toleransi. Penanganan yang tepat adalah memberikan teguran langsung ataupun melakukan pembiaran selama masih dalam batas toleransi dan gurunuman itu terjadi tidak berlangsung dalam waktu yang lama.
Menegur orang yang gurunuman dapat dilakukan tanpa masalah apabila orang-orang itu berada pada level di bawah daripada orang yang menegur. Seperti guru dapat menegur siswa, dosen dapat menegur mahasiswa, dalam rapat atasan dapat menegur bawahan. Dan beberapa bulan yang lalu dapat disaksikan presiden menegur dengan cara menunjuk kepada menteri yang gurunuman pada rapat kabinet terbatas yang dipimpinnya.
Sedangkan untuk menegur orang yang mempunyai level lebih tinggi atau mempunyai level yang sama dibutuhkan keberanian untuk melakukannya. Misalkan dalam rapat, pelatihan, penataran, seminar dan simposium. Karena kadang bagi orang Indonesia peneguran itu dapat mengakibatkan rasa tidak enak bahkan dendam dalam hati orang yang ditegur.
Namun sikap gurunuman dalam kegiatan belajar mengajar jarang ditemui dalam dakwah Islam tradisionil. Seperti dalam sebuah majelis ta’lim yang dilaksanakan di pesantren-pesantren, di masjid-masjid, atau di mushala-mushala. Dalam majelis itu, sang Guru yang menyampaikan dengan metode ceramah satu arah, kata-katanya didengarkan dan disimak dengan baik oleh audiennya. Bahkan jika materi yang disampaikan tidak menarik atau sudah disampaikan berulang-ulang, sikap gurunuman jarang ditemui.
Padahal jika dicermati perbandingan guru dengan murid begitu besar, dapat satu guru berbanding dengan seribu murid bahkan lebih, jika sang guru adalah orang yang disenangi oleh masyarakat. Coba kita bandingkan dengan rasio ideal guru dan siswa di sekolah 1 : 30 atau untuk sekolah kejuruan dan universitas 1 : 12, dengan perbandingan yang ideal itu masih ditemui orang yang gurunuman.
Kenapa dalam proses transfer ilmu pada majelis ta’lim maupun tablik akbar jarang ditemui orang yang gurunuman. Bisa jadi karena masih adanya konsep sami’na wata’na dalam Islam sehingga guru atau ulama masih ditiru dan digugu. Perkataannya yang berupa ilmu, petuah dan nasihatnya masih dituruti dan dipatuhi. Atau memang orang yang datang di majelis itu adalah orang baik-baik dan berniat baik, yang tidak ingin menjadi kambing hitam dan sadar untuk tidak ingin menjadi pengganggu dalam kegiatan transfer ilmu tersebut.
Memang pada pertemuan awal ceramah yang diberikan berkenaan dengan adab seorang murid sebagai orang belajar dan adab seorang guru sebagai orang yang mengajar. Seperti yang disebutkan dalam kitab Ihya Ulumuddin, Sairus Salikin, dan Hidayatus Salikin berkenaan dengan gurunuman disebutkan pada adab yang ke tujuh orang yang belajar yaitu “bahwa jangan berbisik-bisik ia dengan orang yang duduk bersamanya di hadapan gurunya”. Dan adab itu secara empiris dipatuhi pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.
Sebetulnya pada pertemuan kelas di sekolah maupun perguruan tinggi diberikan arahan agar sewaktu ada pengajar menjelaskan di depan kelas, agar diperhatikan dan disimak kata-katanya. Dan kadang diharapkan dalam nasihat siswa bisa empati, atau diberikan contoh seandainya dia di depan kelas memberikan materi dan orang-orang yang di depannya saling berbicara atau gurunuman, bagaimana perasaannya? Tentu merasa tidak dihargai, kemudian menegur bahkan bisa marah, seperti yang dilakukan oleh presiden kita beberapa bulan yang lalu.

Kamis, 21 Oktober 2010

0 Silabus muatan lokal: Menghitung RAB bangunan gedung

SILABUS

MATA DIKLAT : Muatan Lokal (mulok)
SEMESTER : X / I
STANDAR KOMPETENSI: Menyusun Rencana Anggaran Biaya Bangunan Gedung
KODE KOMPETENSI : PTT. RAB .001 A
ALOKASI WAKTU : 8 x 45 menit

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR
TM PS PI
1. Menyiapkan prosedur pelelangan  Klasifikasi perusahaan jasa konstruksi dipahami
 Macam-macam pelelangan menurut kepres No. 16 Th,1994 dipahami
 Hubungan perusahaan jasa konstruksi dipahami  Klasifikasi perusahaan jasa konstruksi.
 Maccam-macam pelelangan menurut kepres No. 16 Th,1994
 Hubungan perusahaan jasa konstruksi
 Menyiapkan sumber informasi tentang pelelangan
 Mengklasifikasi perusahaan jasa konstruksi
 Mengindentifikasikan Maccam-macam pelelangan
 Menjelaskan Hubungan antara perusahaan jasa konstruksi , pemilik bangunan, perencana
 Tanya jawab
Tes tertulis 3 - - - Buku Paket Menyususn Rencana Anggaran Biaya, Th.1977
- analisa harga satuan pekerjaan
- harga upah dan bahan
- Gambar bestek ( gambar pelaksanaan
1. Menghitung anggaran biaya bangunan gedung  Dasar-dasar perhitungan rencana anggaran biaya bangunan gedung dipahami

 pembuatan analisa bangunan gedung dipahami


 perhitungan rencana anggaran biaya bangunan gedung. dipahami
 Standar gambar bestek bangunan gedung dan umum.


 Tujuan penyusunan rencana anggaran biaya.

 Memahami teknik Menghitung anggaran biaya bangunan gedung  Menyiapkan sumber informasi standar penyususunan rencana anggaran biaya
 Mampu menghitung volume pekerjaan (boil of quantity)
 Mampu menghitung harga satuan pekerjaan
 Mampu menyusun Rincian Rencana Anggara Biaya (RAB)
 Mampu menyususn Rekapitulasi Rencana Anggaran Baiaya (RAB) Tanya jawab
Tes tertulis 3 - - - Buku Paket Menyususn Rencana Anggaran Biaya, Th.1977
- analisa harga satuan pekerjaan
- harga upah dan bahan
- Gambar bestek ( gambar pelaksanaan
- Job sheet













KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR
TM PS PI
1. Menyusun Rencana kerja dan Syarat-Syrat (RKS) Bangunan Gedung  Persyaratan/ peraturan Bangunan Gedung Nasional dipahami
 Persyaratan/ peraturan Bangunan Gedung Daerah dipahami
 Persyaratan dan spesifikasi bahan dan alat dipahami  Persyaratan/ peraturan Bangunan Gedung Nasional
 Persyaratan/ peraturan Bangunan Gedung Daerah
 Persyaratan dan spesifikasi bahan dan alat
 .  Menyiapkan sumber informasi tentang Persyaratan/ peraturan Bangunan Gedung
 Mampu membuat syarat – syarat administrasi
-. Mampu membuat syarat-syarat teknis bangunan Gedung
Tanya jawab
Tes tertulis 3 - - -- Buku Paket Menyususn Rencana Anggaran Biaya, Th.1977
- analisa harga satuan pekerjaan
- harga upah dan bahan
- Gambar bestek ( gambar pelaksanaan















KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR
TM PS PI
1. Menyiapkan prosedur pelelangan  klasifikasi perusahaan jasa konstruksi.dipahami
 Macam-macam pelelangan menurut kepres No. 16 Th,1994 dipahami
 Hubungan perusahaan jasa konstruksi. dipahami
 Klasifikasi perusahaan jasa konstruksi.

 Macam-macam pelelangan menurut kepres No. 16 Th,1994

 Hubungan perusahaan jasa konstruksi  Menyiapkan sumber informasi tentang pelelangan
 Mampu membuat analisa perencanaan bangunan umum

 . Memahami teknik penyusunan rencana anggaran baiaya bangunan gedung

 Memahami teknik penyusunan rencana anggaran baiaya bangunan gedung Tanya jawab
Tes tertulis 3 - - -Teknik Menggambar Bangunan 1, Th.1977
- Modul Gambar Teknik Bangunan

1 MENGGAMBAR PONDASI BATA, BATU KALI, BETON DAN TIANG

Pada setiap gambar rencana sebuah bangunan umumnya akan digambarkan:
1. denah bangunan
2. pandangan depan dan pandangan samping
3. penampang memanjang dan melintang
Dari gambar denah bangunan dan gambar penampang memanjang maupun penampang melintang akan diketahui macam pondasi yang direncanakan, akan tetapi biasanya belum begitu jelas sehingga diperlukan suatu gambar penjelas pondasi yang terdiri dari:
1. gambar denah pondasi
2. gambar penampang pondasi
gambar ini dapat dibuat dengan mudah jika gambar rencana yang bersangkutan telah disetujui oleh ahli konstruksi. Sebab ada kalanya ukuran, bentuk dan macam pondasinya dirobah oleh ahli konstruksi, karena keadaan tanah yang kurang sesuai dengan rencana pondasi atau karena sebab lain.
Sebagai contoh pada bangunan rumah tinggal sederhana. Pondasi untuk bangunan ini dapat dibuat bermacam-macam konstruksinya tergantung dari beban di atasnya, macam tanah, macam bahan pondasi dan sebagainya.
Seperti diketahui pondasi konstruksinya bermacam-macam, seperti:
1. pondasi pasangan batu bata
2. pondasi pasangan batu kali
3. pondasi beton bertulang
4. pondasi beton tumbuk
5. pondasi tidak langsung atau pondasi di atas tiang

1. Pondasi Pasangan Batu bata
Pasangan pondasi ini ukuran dan bentuk pondasi tergantung dari keadaan tanah dan beban yang akan diterima seperti beban dinding luar, dinding dalam, teras dan tembok halaman dan lain-lain.
Setelah mempelajaari keadaan bangunan yang akan dibangun berdasarkan gambar rencana, maka baru dibuatkan gambar denah rencana pondasinya. Gambar rencana pondasi ini akan disesuaikan dengan dengan penampang bangunan yang bersangkutan yang terdapat dalam gambar rencana (gambar bestek).
Pada gambar denah pondasi batu bata ini akan digambarkan:
1. tebal dinding (lebar slof beton)
2. lebar pondasi bagian atas
3. lebar pondasi bagian bawah
4. kolom rangka beton
Sedangkan keterangan-keterangan yang perlu dicantumkan pada gambar denah pondasi pasangan bata antara lain;
1. ukuran antara dinding di dalam meter
2. ukuran kolom dalam cm
3. ukuran lebar atas dan bawah pondasi dalam cm
4. ukuran balok sloof dalam cm
5. tempat-tempat potongan untuk penampang yang akan dibuatkan gambar penjelas dan diberi dengan nomor atau boleh juga dengan huruf
6. skala yang dipakai (umumnya 1 : 100)
7. judul dari pondasi bangunan yang bersangkutan
setelah menggambar denah pondasi bata ini siap, maka akan dilanjutkaan dengan menggambar gambar penjelas atau detail pondasi dari masing-masing potongan dengan skala yang lebih besar agar keterangan-keterangan yang diperlukan dapat dicantumkan dengan jelas.
Adapun keterangan-keterangan yang perlu dicantumkan dalam gambar penjelas antara lain:
1. ukuran dalamnya pondasi
2. ukuran lebar dari bagian pondasi atas, tengah, bawah dalam cm
3. keterangan-keterangan lapisan pasir, pasir urug, tanah urug, muka tanah, lantai tegel, pasangan bata, dan tanda pengarsiranya.
4. nomor penjelas
5. skala yang dipakai (umumnya dipakai 1 : 20)


2. Pondasi Pasangan Batu Kali
Seperti halnya dengan pondasi batu bata, maka untuk bangunan dengan pasangan pondasi batu kali memerlukan juga gambar denah pondasi pasangan batu kali.
Yang perlu digambarkan pada gambar denah pasangan batu kali antara lain:
1. tebal dinding (atau lebar slof)
2. lebar pondasi bagian atas
3. lebar pondasi bagian bawah
4. lebar pasangan batu kosong (aanstamping)
5. kolom beton
Sedangkan keterangan keterangan yang perlu dicantumkan antara lain:
1. ukuran antara dinding di dalam meter
2. ukuran kolom dalam cm
3. ukuran lebar atas dan bawah pondasi dalam cm
4. ukuran balok sloof dalam cm
5. tempat-tempat potongan untuk penampang yang akan dibuatkan gambar penjelas dan diberi dengan nomor atau boleh juga dengan huruf
6. skala yang dipakai (umumnya 1 : 100)
7. judul dari pondasi bangunan yang bersangkutan
setelah selesai pembuatan gambar denah pondasi batu kali maka baru dapat dibuat gambar penjelas atau gambar detail untuk masing-masing potongan dengan skala yang lebih besar. Sesuai dengan nomor potongan yang terdapat di gambar denah pondasi.
Adapun keterangan-keterangan yang perlu dicantumkan dalam gambar penjelas antara lain:
1. ukuran dalamnya pondasi
2. ukuran lebar dari bagian pondasi atas, tengah, bawah dalam cm
3. keterangan-keterangan lapisan pasir, pasir urug, tanah urug, muka tanah, lantai tegel, pasangan batu kali, dan tanda pengarsiranya.
4. nomor penjelas
5. skala yang dipakai (umumnya dipakai 1 : 20)


3. Pondasi beton bertulang
Pada suatu bangunan yang akan dibangun pada tanah yang lunak atau tanah yang jelek, ataupun beban pondasi yang besar karena beban di atasnya, maka diperlukan alas pondasi yang lebih lebar, dan salah satu pondasi yang dapat digunakan adalah pondasi beton bertulang.
Seperti halnya pondasi bata, pondasi batu kali, pada pondasi beton juga pertama kali harus digambarkan gambar denah pondasi beton bertulang, yang sesuai dengan denah bangunan. Untuk menggambar denah pondasi beton bertulang perlu diketahui dulu jenis pondasi yang digunakan seperti:
a. macam I, ialah tembok dinding bata yang langsung terletak di atas jalur pondasi beton bertulang
b. macam II, pondasi pasangan batu kali yang terletak di atas jalur pondasi beton bertulang.
Pada gambar denah pondasi beton bertulang macam I, paling tidak harus mencantumkan antara lain:
1. tebal dinding
2. lebar sloof beton
3. lebar bagian bawah pondasi
4. kolom beton
Sedangkan pada gambar denah pondasi beton bertulang macam II, harus dicantumkan antara lain:
1. tebal dinding
2. lebar pasangan batu kali bagian atas
3. lebar pasangan batu kali bagian bawah
4. lebar pondasi beton bertulang bagian bawah
5. kolom beton
sedangkan keterangan-keterangan yang perlu dicantumkan antara lain:
1. ukuran jarak antara dinding di dalam meter
2. ukuran kolom dalam cm
3. ukuran lebar atas dan bawah pondasi dalam cm
4. ukuran balok sloof beton dalam cm
5. tempat potongan untuk penampang yang akan dibuatkan gambar penjelas yang diberi tanda dengan nomor atau huruf.
6. skala yang dipakai (umumnya 1 : 100)
7. Judul dari pondasi untuk bangunan yang bersangkutan

Setelah selesai penggambaran gambar denah pondasi beton bertulang dengan salah satu macam yang dipilih, maka buatlah gambar penjelas dari potongan yang terdapat pada gambar yang bersangkutan dengan skala yang lebih besar.
Keterangan-keterangan yang perlu dicantumkan dalam gambar penjelas/ gambar detail antara lain:
a. ukuran dalamnya pondasi
b. ukuran lebar pondasi bagian atas (lebar sloof), dan bagian bawah
c. lebar pasangan batu kali
d. keterangan-keterangan lapisan pasir, pasir urug, tanah urug, muka tanah, lantai tegel, pasangan batu kali, pasangan batu kosong, dan tanda pengarsiranya.
e. Nomor penjelas
f. Skala yang dipakai (umumnya 1 : 20)

Pada waktu menggambar pembesian beton untuk pondasi dan sloof, maupun untuk pelat sayapnya harus selalu diperhatikan persyaratan dari konstruksi beton bertulang antara lain:
a. Tulangan utama
b. Tulangan pembagi
c. Tulangan serong (pada sloof akan terlihat di gambar penampang memanjangnya)
d. Tulangan sengkang
Untuk jumlah dan besar besi yang dipakai untuk penggambaran konstruksi beton bertulang ini diperoleh dari hasil perhitungan yang dibuat oleh ahli konstruksi beton.



4. Pondasi Tidak Langsung
Bila tanah keras letaknya jauh dan terlalu dalam, misalnya di daerah rawa sehingga tidak mungkin dibuat dengan pondasi langsung seperti pondasi batu kali, maupun beton bertulang, maka digunakan pondasi tidak langsung atau pondasi tiang. Pondasi tiang tersebut dipasang dengan cara dipancangkan atau dibenamkan ke dalam tanah baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin.
Pondasi tidak langsung yang sering ditemui adalah seperti:
1. Untuk bangunan rumah tempat tinggal biasa yang dibuat dari tiang-tiang pancang kayu, kemudian bagian atasnya ditutup dengan gelagak atau sepatu dari kayu, selanjutnya diatas gelagak ini dibuat pondasi langsung. Umumnya pondasi yang digunakan adalah pondasi bata atau pondasi batu kali.
Gambar denah pondasi tidak langsung ini akan sama dengan gambar denah pondasi langsung yang terletak di atasnya, hanya masih perlu dilengkapi dengan tempat titik-titik pancang.
2. Untuk bangunan bertingkat tinggi, tiang pancangnya dibuat dari beton bertulang. Tiang pancang ini panjangnya harus mencapai tanah keras, sedangkan jumlah tiang pancang yang harus dipancang sangat bergantung dari tinggi / berat bangunan yang berada di atasnya.
Sedangkan jumlah besi dan besarnya besi yang digunakan akan diberikan oleh seorang ahli konstruksi beton. Demikian pula dengan ukuran sengkang maupun besar dan panjang dari tiang pancang tersebut.
Tiang pancang ini dipancang berkelompok di bawah kolom-kolom pemikul dari kerangka bangunan yang terletak di atasnya.
Kepala dari tiang pancang ini akan diikat menjadi satu dengan blok beton bertulang yang dinamai pur. Kemudian antara pur satu dengan pur lainnya dihubungkan oleh balok-balok sloof yang dibuat dari beton bertulang pula.

Rabu, 20 Oktober 2010

0 MACAM-MACAM GARIS, SIMBOL DAN SKALA

1.Menggambar Macam-Macam Arsiran

a.Garis gambar
Menyatakan garis yang terlihat /tampak pada suatu benda.

b.Garis putus-putus (kira-kira ½ tebal garis gambar). Menyatakan garis yang
terlihat di belakang potongan ataupun tidak terlihat karena terhalang

c.Garis putus-titik (kira-kira 1/3 tebal garis gambar)
– Sebagai garis sumbu
– Menyatakan tempat potongan (ditambah dengan huruf pada ujung dan
pangkal garis ini)
– Batas lukisan, apabila sebagian benda yang dilukis dibuang

d.Garis tipis (kira-kira ¼ tebal garis gambar)
– Garis ukuran dan garis bantu
– Melukiskan ukuran bagian yang ukurannya diberikan pada gambar lain

e.Garis titik-titik (kira-kira ¼ tebal garis gambar)
Menyatakan bangunan yang akan dibongkar, atau perluasan di kemudian hari


2. Menggambar Simbol Bahan Bangunan

Arsiran atau rendering sesuai dengan macam bahan.

3.Skala Gambar

Untuk menggambarkan benda dalam kertas gambar agar dapat dilihat
dengan jelas maka perlu adanya pengaturan letak gambar dan besar
kecilnya gambar. Dengan penampilan gambar sesuai dengan proporsi
dan ketentuan dalam penggambaran maka gambar akan terlihat
menjadi baik.
Skala adalah perbandingan antara objek aslinya turunan pandangan,
baik perbandingan diperbesar ataupun perbandingannya diperkecil dari
bentuk aslinya.
Pada prinsipnya penggunaan skala dapat dibagi menjadi:
– skala mendatar (horizontal)
– skala tegak (vertikal)
– skala kemiringan
– skala balok
Cara perhitungan besaran skala:
Sebagai contoh kita akan menggunakan skala 1 : 100, sedangkan yang
akan digunakan dalam penggambaran dalam milimeter (mm), dan objek
aslinya menggunakan meter (m), maka 1 m ➝ 1.000 mm.
Jadi penggambaran skala 1 : 100 menjadi 1.000 mm : 100 = 10 mm = 1 cm
untuk setiap 1 meter (objek asli).

Skala mendatar (horizontal)
Skala yang menyatakan arah perbandingan ukurannya mendatar.

Skala tegak (vertikal)
Skala yang menyatakan arah perhitungan perbandingan ukurannya tegak.
Penggambaran ini biasanya dipergunakan untuk menyatakan ketinggian
bangunan yaitu yang terlihat dalam gambar potongan.

Skala kemiringan
Skala yang menyatakan perbandingan antara sisi tegak dan sisi mendatar,
sehingga mendapatkan hasil kemiringan suatu lereng atau kemiringan
dataran. Dan dapat juga dipakai pedoman dalam menentukan kemiringan
saluran untuk arah pengaliran.

Kamis, 14 Oktober 2010

0 Alamat Celaka dan Bahagia

Perlu diketahui bahwa alamat orang itu bahagia ada 11 perkara;
1. Selalu zuhud dari urusan dunia, dan suka kehidupan di akherat.
2. Cita-citanya selalu tertuju pada ibadah dan membaca al Quran
3. Sedikit bicara/ mengurangi omongan yang tidak penting
4. Senantiasa memelihara shalat 5 waktu
5. Berlaku wara’/ berhati-hati pada hal haram dan subhat
6. Bergaul dengan orang-orang baik, saleh
7. Selalu merendah diri, bukan takabur
8. Selalu dermawan
9. Selalu belas kasihan pada makhluk Allah
10. Selalu berguna pada masyarakat
11. Selalu banyak mengingat mati.
Alamat celaka:
1. Rakus dalam menghimpun harta kekayaan
2. Cita-citanya hanya pada syahwat dan kelezatan dunia
3. Omongannya keji dan suka menggunjing orang
4. Gegabah dan tidak memperhatikan shalat 5 waktu
5. Pergaulannya dengan pelaku maksiat
6. Buruk perangai/ tidak tahu adap/ tidak sopan
7. Berlaku sombong, gaya, gengsi dan berbangga diri
8. Enggan dimanfaatkan oleh masyarakat/ jadi sampah masyarakat
9. Kurang belas kasihan terhadap sesame mahluk
10. Kikir harta, pikiran dan tenaganya
11. Lupa kalau dirinya bakal mati

Sabtu, 02 Oktober 2010

0 Tahap pekerjaan pembangunan

tahap pekerjaan pembangunan:
1. pekerjaan pendahuluan
2. studi kelayakan
3. kegiatan perencanaan
4. kegiatan pelaksanaan
5. kegiatan operasi dan pemeliharaan

Jumat, 01 Oktober 2010

0 latihan membuat blog

membuat blog ternyata mudah, pada kesempatan kali ini. tidak seperti biasanya selalu ada kesulitan dalam membuat blog. kesulitan yang kadang timbul pada masalah email yang digunakan. bisa jadi email yang digunakan harus menggunakan gmail. yang menggunakan tidak gmail maka kemungkinan tidak bisa atau lambat dikonfirmasi.

sudah punya blog, sekarang bagaimana cara mengisi blog tersebut. memposting atau menterbitkan postingan bisa saja dilakukan setiap saat. entah seminggu sekali atau sebulan sekali atau setahun sekali. apapun isu yang dipakai boleh. lebih baik lagi hanya membuat satu tema saja. yang tidak dikuasai tidak perlu dibuat. benarkah?
 
back to top